Kali ini akmilibnu.com akan share mengenai seekor hewan yang sulit untuk mati.
Okey, hewan ini termasuk kedalam spesies cacing pipih, atau nama latinnya planaria. Berbeda dengan hewan lain yang sangat terbatas oleh waktu untuk hidup, hewan ini bisa hidup "abadi" , hal ini telah ditemukan oleh para ahli dari London.
Cacing ini terdiri dari dua jenis, yaitu cacing yang bereproduksi secara seksual dan aseksual. Proyek penelitian ini didanai oleh Biological Sciences Research Council (BBSRC) dan Medical Research Council (MRC).
Telah ditemukan bahwa cacing planaria aseksual memiliki kemampuan untuk regenerasi sel yang dapat menggantikan jaringan tua atau rusak. Percobaan yang dilakukan mengungkapkan bahwa sel yang menua terkait dengan telomore (untaian dari DNA) yang memiliki ukuran panjang.
Fakta dari bidang biologi, untuk tumbuh dan berfungsi normal, sel-sel dalam tubuh manusia pun harus selalu meregenerisasi agar dapat menggantikan sel-sel yang rusak. Selama proses regenerasi, salinan materi genetik dikodekan dalam setiap sel ke calon generasi sel berikutnya.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Aziz Aboobaker menunjukkan, cacing planaria yang bereproduksi secara seksual tidak mampu mempertahankan panjang telomere dengan cara yang sama seperti halnya cacing planaria aseksual. Cacing Planaria mampu mempertahankan panjang telomere-nya tanpa batas waktu tertentu (ini masih dalam tahap peninjauan kedepan).
Dr. Aziz Aboobaker berpendapat, "Biasanya ketika sel-sel membagi diri untuk menyembuhkan luka, atau selama reproduksi maupun pertumbuhan, mereka mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan. Cacing planaria dan sel induk mereka entah bagaimana dapat menghindari proses penuaan" katanya.
Waaaah, bagaimana sobat? unik bukan cacing yang satu ini?
Okey, hewan ini termasuk kedalam spesies cacing pipih, atau nama latinnya planaria. Berbeda dengan hewan lain yang sangat terbatas oleh waktu untuk hidup, hewan ini bisa hidup "abadi" , hal ini telah ditemukan oleh para ahli dari London.
Cacing ini terdiri dari dua jenis, yaitu cacing yang bereproduksi secara seksual dan aseksual. Proyek penelitian ini didanai oleh Biological Sciences Research Council (BBSRC) dan Medical Research Council (MRC).
Telah ditemukan bahwa cacing planaria aseksual memiliki kemampuan untuk regenerasi sel yang dapat menggantikan jaringan tua atau rusak. Percobaan yang dilakukan mengungkapkan bahwa sel yang menua terkait dengan telomore (untaian dari DNA) yang memiliki ukuran panjang.
Fakta dari bidang biologi, untuk tumbuh dan berfungsi normal, sel-sel dalam tubuh manusia pun harus selalu meregenerisasi agar dapat menggantikan sel-sel yang rusak. Selama proses regenerasi, salinan materi genetik dikodekan dalam setiap sel ke calon generasi sel berikutnya.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Aziz Aboobaker menunjukkan, cacing planaria yang bereproduksi secara seksual tidak mampu mempertahankan panjang telomere dengan cara yang sama seperti halnya cacing planaria aseksual. Cacing Planaria mampu mempertahankan panjang telomere-nya tanpa batas waktu tertentu (ini masih dalam tahap peninjauan kedepan).
Dr. Aziz Aboobaker berpendapat, "Biasanya ketika sel-sel membagi diri untuk menyembuhkan luka, atau selama reproduksi maupun pertumbuhan, mereka mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan. Cacing planaria dan sel induk mereka entah bagaimana dapat menghindari proses penuaan" katanya.
Waaaah, bagaimana sobat? unik bukan cacing yang satu ini?
cacing memang sulit mati, tapi semua yg bernyawa pasti akan mati kok :)
BalasHapusYup, betul... setuju gan :D
Hapusmemang betul faktanya, bahkan dari beberapa artikrel yang pernah ane baca, cacing itu tahan terhadap radiasi lho, seperti di hiroshima dulu, katanya banyak cacing yg masih hidup.
BalasHapus